Rabu, 15 Juni 2011

Makin Politis dg Pramono Ikutan Menyerang


 

Makin hari saya tak habis pikir, kian banyk tokoh politik di lain partai yang memojokkan saya. Bahwa saya sakit bukanlah hal bohongan.  Jika saja Anda berada dalam posisi saya, menghadapi tekanan batin, tekanan psikologis yang demikian besar,  otak dan hati  begitu tertekan bagaikan ditimpuk batu  1 ton, bukan suatu alasan dibuat-buat jantung kemudian mengalami gangguan.

Khusus kepada Bapak Pramono Anung,  yg mengomentari  sikap saya tak datang ke KPK, yang secara UU sah adanya  tidak hadir karena mengalami sakit, kiranya tidak berlebihan bila saya sampaikan yang bersangkutan tak paham UU.

Ketika Ibu Megawati Soekarno Putri, tidak hadir ke KPK, apa saya ada berkomentar? Mengapa ia tak mengatakan ke KPK untuk menghadirkan paksa Ibu Megawati?

Komentar sosok  Bapak Pramono Anung ini, makin mebuktikan kasus saya ini dikeroyok secara politis. Padahal jika hitungannya tudingan indikasi korupsi, parrai di mana Bapak Pramono Anung berada tak kalah besarnya; indikasi koruspsi di kasus penjualan gas tangguh, apa pernah saya singgung sebagai politisi. Selama ini sebagai politisi muda, semua itu saya serahkan ke ranah hukum. Apa pernah saya mengatakan untuk memaksa Ibu Megawati ke KPK, walu yang bertsangkutan mangkir, ke media?

Kalau boleh saya menyarankan,  Anda yang mengerti  hukum dan penerapan, serahkanlah segalanya  ke depan hukum. Bukan beropini ke media; apalagi media juga penuh dengan kepentingan dan latar belakang.

Melalui blog ini saya  ingin menegaskan, mari semua masalah hukum kita serahkan ke depan hukum. Saya tidak akan menghindar. Saya benar-benar sakit dalam perawatan.

Terima kasih.

Makin Riuh Keprok Partai Lain


Saya Muhammad Nazaruddin, Bendahara Fraksi Partai  Demokrat, anggota  Komisi VII DPR – RI , melanjutkan paparan saya di media online.

Saya menyimak Senin petang pekan lalu di saluran Metro TV, sosok pengacara OC Kaligis sempat mengatakan ke hadapan pemirsa, “KPK sudah semena-mena terhadap Nazaruddin, baru pada tahap penyelidikan sudah melakukan pencekalan.”

“ Sudah semena-mena itu!”

“Hal ini tidak memberikan kepastian hukum,  bertentangan dengan KUHP. Belum lagi melihat  Dewan Pembina menyampaikan keterangan pers  pemecatan, seperti Syamsuddfin, dengan muka kebencian. Jika saya Nazaruddin, saya gugat Demokrat,” ujar OC Kaligis.

Kepada publik di tanah air saya ingin menyampaikan, Kaligis bukanlah  pengacara saya. Namun ia melihat ketidak benaran  kasus yang menimpa saya dari sudut kacamata hukum. Dan tentu saya tak akan menuntut siapa-siapa  dalam hal ini.

Kasus yang menimpa saya, tidak terbantahkan dominan kental sisi politisnya dibanding sisi hukum. Di dalam blog, saya yang lalu, banyak cacian, makian, yang menyebutkan saya pengecut, dan nada miring lainnya, namun jika menyimak  keberangkatan saya dengan lebih tajam ke Singapura, ketika meninggalkan tanah air berobat, status saya adalah masih bebas. Tidak ada pelanggaran UU yang saya lakukan.

Kental politisnya.  Itulah masalah yang menimpa saya.  Kasus  uang yang diberikan ke Sekmenpora, masih dalam penyelidikan, lalu muncul  sosok Mahfud MD, pimpinan MK mengangkat dan menyodorkan ke Presiden soal  fakta isapan jempol yang mengatakan saya memberi S $ 120, ribu. Proses pengembaliannya pun sudah saya bantah di  di Metro TV, di mana banyak tak logisnya.

Saya tak paham apa niatan dari Ketua MK, jika yang bersangkutan ingin menegakkan kebenaran dan kebersihan, bisa saja ia memulai dari lingkup MK sendiri,  mulai dari indikasi kongkalingkong pembangunan gedung, pengadaan barang, dan seterusnya.

Makanya  tidak berlebihan saya mengindikasikan di belakang Ketua MK dengan gerakannya terhadap diri saya ada mesin politis yang bekerja. Kalau sudah demikian, kebenaran hukum yang seperti apa yang akan kita cari dan tegakkan, khususnya yang ingin diteggakkan Ketua MK?

Perihal berikutnya yang ingin  saya sampaikan adalah: seakan-akan saya pribadi melalui partai memperkaya diri.  Hal ini  silakan penegak hukum dan media melakukan  invetigasi. Sebelum masuk ke partai politik secara kebetulan Allah memberikan kesempatan kepada saya memiliki kebun sawit dan pengolahannya. Dari berkebun itulah saya sebagai sosok yang boleh dibilang muda, bahkan ada media menulis saya anak kemarin sore,  berpikir terjun secara professional ke politik.

Wartawan bisa menghitung, jika 600 hektar saja sawit kita punya, bisa menghasilkan TBS dan mendapat penjualan setidaknya Rp 200 juta/hari. Bisa dihitung, jika saya memiliki  minimal 10 kali lipat dari 600 ha, plus pula mesin pengolahan? CPO?

Bekal itulah yang saya bawa menuju politik. Hal itu juga terinpirasi dari negara demokrasi maju. Umumnya seseorang maju ke gelanggang politik, setelah ekonominya mapan.

Partai menjadi pilihan. Dan sebagaimana tulisan pertama, di blog yang berbeda, sudah saya sebutkan kalau saya respek dengan Bapak SBY. Itu menjadi alasan saya masuk Partai Demokrat. Lalu apakah  salah dengan daya yang ada di saya ikut mendukung partai maju dan berkembang? Termasuk mendukung orang-orang muda seperti saya lebih banyak maju?

Menyimak makian saya maling, korup, seharusnya media melakukan investigasi menjalankan norma dan keadah pers; silakan buktikan yang saya korup itu mana dan siapa?

Media seharusnya mulai  berpikir memajukan bangsa kita, melirik orang-orang muda yang berusaha mandiri, berbuat bagi perubahan, bukan sebaliknya, menuduh rampok, korup tanpa dasar dan fakta nyata.  Apalgi jika tuduhan itu dimainkan oleh kalangan yang tak senang jika darah baru tampil di kancah perpolitikan?

Kendati demikian, saya tetap melihat positif kebebasan pers.

Dengan pers bebas saat ini setiap orang punya potensi top seketika.

Namun runyam menyangkut diri saya,  hampir semua yang diberitakan soal saya sisi  negatifnya, seakan saya ini manusia yang haram jadah yang tak pernah berbuat postif untuk lingkungan, untuk dunia usaha, untuk partai dan seterusnya. Ini menyakitkan. Saya rasa jika orang waras, menghadapi perlakuan macam ini akan sakit baik mental, bahkan berimbas ke fisik seperti yg saya alami.

Beruntung masih ada media alternatif untuk saya menuliskan hal seperti ini. Dan keberadaannya membuat saya pun mulai belajar menulis. Dan baru saya sadari bahwa menulis itu bukan suatu yg sulit, toh pada akhirnya hanya ucapan lisan yang dituliskan.

Dan saya akan menulis lagi pasti.

Saran saya ke media, invesigasilah, terutam,a orang-orang yang tampil  seakan dirinya bagaikan malaikat. MK khususnya yang ikut memojokkan saya. Cobalah cek bagaimana operasional kesekretariatan dalam pengadaan barang, dalam menangni kasus yang berkait riil bagi kepentingan publik, berikutnya juga cara kerja KPK?

jika saja Anda semua berada dalam posisi saya, dan atau paling tidak media mencoba bekerja profesional tetap berada di tengah, tidak memihak, saya yakin publik akan mendapatkan pendidikan berharga dari kasus yang menimpa  diri saya, bukan semata hanya makian saya ini najis yang harus  dilaknat.

Sekali lagi,  ini bukan pembelaaan. Semua caci, makian, bahkan empati saya ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan petunjuk terbaik bagi jalan kehidupan kita semua.Dan Allah meberikan saya kesehatan. Amin.


Muhammad Nazaruddin

Makin Riuh KeprokPartai Lain


Saya Muhammad Nazaruddin, BendaharaFraksiPartaiDemokrat, anggotaKomisi VII DPR – RI , melanjutkanpaparansaya di media online.

SayamenyimakSeninpetangpekanlalu di saluran Metro TV, sosokpengacara OC Kaligissempatmengatakankehadapanpemirsa, “KPK sudahsemena-menaterhadapNazaruddin, barupadatahappenyelidikansudahmelakukanpencekalan.”

“ Sudahsemena-menaitu!”

“Hal initidakmemberikankepastianhukum,  bertentangandengan KUHP. BelumlagimelihatDewan Pembina menyampaikanketeranganperspemecatan, sepertiSyamsuddfin, denganmukakebencian. JikasayaNazaruddin, sayagugatDemokrat,” ujar OC Kaligis.

Kepadapublik di tanah air sayainginmenyampaikan, Kaligisbukanlahpengacarasaya. Namuniamelihatketidakbenarankasus yang menimpasayadarisudutkacamatahukum. Dan tentusayatakakanmenuntutsiapa-siapadalamhalini.

Kasus yang menimpasaya, tidakterbantahkandominankentalsisipolitisnyadibandingsisihukum. Di dalam blog, saya yang lalu, banyakcacian, makian, yang menyebutkansayapengecut, dannada miring lainnya, namunjikamenyimakkeberangkatansayadenganlebihtajamkeSingapura, ketikameninggalkantanah air berobat, status sayaadalahmasihbebas. Tidakadapelanggaran UU yang sayalakukan.

Kentalpolitisnya. Itulahmasalah yang menimpasaya.Kasusuang yang diberikankeSekmenpora, masihdalampenyelidikan, lalumunculsosokMahfud MD, pimpinan MKmengangkatdanmenyodorkankePresidensoalfaktaisapanjempol yang mengatakansayamemberi S $ 120, ribu. Proses pengembaliannya pun sudahsayabantahdi  di Metro TV, di manabanyaktaklogisnya.

SayatakpahamapaniatandariKetua MK, jika yang bersangkutaninginmenegakkankebenarandankebersihan, bisasajaiamemulaidarilingkup MKsendiri,  mulaidariindikasikongkalingkongpembangunangedung, pengadaanbarang, danseterusnya.

Makanyatidakberlebihansayamengindikasikan di belakangKetua MKdengangerakannyaterhadapdirisayaadamesinpolitis yang bekerja. Kalausudahdemikian, kebenaranhukum yang sepertiapa yang akankitacaridantegakkan, khususnya yang inginditeggakkanKetua MK?

Perihalberikutnya yang inginsayasampaikanadalah: seakan-akansayapribadimelaluipartaimemperkayadiri.  Hal inisilakanpenegakhukumdan media melakukaninvetigasi. Sebelummasukkepartaipolitiksecarakebetulan Allah memberikankesempatankepadasayamemilikikebunsawitdanpengolahannya. Dari berkebunitulahsayasebagaisosok yang bolehdibilangmuda, bahkanada media menulissayaanakkemarin sore,  berpikirterjunsecara professional kepolitik.

Wartawanbisamenghitung, jika 600 hektarsajasawitkitapunya, bisamenghasilkan TBS danmendapatpenjualansetidaknyaRp 200 juta/hari. Bisadihitung, jikasayamemiliki minimal10 kali lipatdari 600 ha, plus pula mesinpengolahan? CPO?

Bekalitulah yang sayabawamenujupolitik.Hal itujugaterinpirasidarinegarademokrasimaju.Umumnyaseseorangmajukegelanggangpolitik, setelahekonominyamapan.

Partaimenjadipilihan.Dan sebagaimanatulisanpertama, di blog yang berbeda, sudahsayasebutkankalausayarespekdenganBapak SBY.ItumenjadialasansayamasukPartaiDemokrat.Laluapakahsalahdengandaya yang ada di sayaikutmendukungpartaimajudanberkembang?Termasukmendukung orang-orang mudasepertisayalebihbanyakmaju?

Menyimakmakiansayamaling, korup, seharusnya media melakukaninvestigasimenjalankannormadankeadahpers; silakanbuktikan yang sayakorupitumanadansiapa?

Media seharusnyamulaiberpikirmemajukanbangsakita, melirik orang-orang muda yang berusahamandiri, berbuatbagiperubahan, bukansebaliknya, menuduhrampok, koruptanpadasardanfaktanyata.  Apalgijikatuduhanitudimainkanolehkalangan yang taksenangjikadarahbarutampil di kancahperpolitikan?

Kendatidemikian, sayatetapmelihatpositifkebebasan pers.

Denganpersbebassaatinisetiap orang punyapotensi top seketika.

Namunrunyammenyangkutdirisaya,  hampirsemua yang diberitakansoalsayasisinegatifnya, seakansayainimanusia yang haram jadah yang takpernahberbuatpostifuntuklingkungan, untukduniausaha, untukpartaidanseterusnya.Inimenyakitkan. Saya rasa jika orang waras, menghadapiperlakuanmacaminiakansakitbaik mental, bahkanberimbaskefisiksepertiygsayaalami.

Beruntungmasihada media alternatifuntuksayamenuliskanhalsepertiini.Dan keberadaannyamembuatsaya pun mulaibelajarmenulis.Dan barusayasadaribahwamenulisitubukansuatuygsulit, tohpadaakhirnyahanyaucapanlisan yang dituliskan.

Dan sayaakanmenulislagipasti.

Saran sayakemedia, invesigasilah, terutam,a orang-orang yang tampilseakandirinyabagaikanmalaikat. MK khususnya yang ikutmemojokkansaya.Cobalahcekbagaimanaoperasionalkesekretariatandalampengadaanbarang, dalammenangnikasus yang berkaitriilbagikepentinganpublik, berikutnyajugacarakerja KPK?

jikasajaAndasemuaberadadalamposisisaya, danatau paling tidak media mencobabekerjaprofesionaltetapberada di tengah, tidakmemihak, sayayakinpublikakanmendapatkanpendidikanberhargadarikasus yang menimpadirisaya, bukansematahanyamakiansayaininajis yang harusdilaknat.

Sekalilagi, inibukanpembelaaan. Semuacaci, makian, bahkanempatisayaucapkanterimakasih.SemogaTuhan Yang MahaEsamemberikanpetunjukterbaikbagijalankehidupankitasemua.Dan Allah meberikansayakesehatan. Amin.


Muhammad Nazaruddin